Dunia telah berubah, dimana dunia digital telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, baik secara ekonomi, sosial, budaya maupun politik. Anak-anak kita kenal sebagai “digital-natives”, dimana sejak kelahiran, mereka telah terpapar oleh gencarnya perkembangan dunia digital ini, sehingga mereka sangat fasih belajar tentang perkembangan internet, animasi, komputer, dan segala yang terkait teknologi. Dunia digital telah memberi begitu banyak manfaat serta kemudahan-kemudahan dalam kehidupan kita.
Pengguna internet di Indonesia saat ini berjumlah 143,26 juta (APJII, 2017), dimana sekitar 66% pengguna adalah anak anak muda dari kategori 13 hingga 34 tahun. Di tahun 2014, penelitian UNICEF melaporkan bahwa terdapat 30 juta anak anak Indonesia sebagai pengguna internet, dimana saat ini kemungkinan angka tersebut telah meningkat.
Walau masih ada kesenjangan digital antara anak/remaja di kota dengan mereka di pedesaan, kita perlu melakukan usaha keras untuk perlindungan anak di dunia internet, mengingat banyaknya konten negatif yang ada disana, yang memungkinkan anak anak kita terpapar isu-isu anak/remaja, seperti Cyberbullying, Adiksi Pornografi, Adiksi Online Games, Cybercrime, serta isu-isu lain yang terus menerus berkembang sebagai dampak dari berkembangnya dunia digital ini. Peristiwa beberapa saat yang lalu dimana kita dikejutkan dengan ditemukannya “Lolly Candy Group” di Facebook, yang merupakan kumpulan orang-orang yang memanfaatkan foto-foto dan video-video anak untuk kepentingan yang negatif, dengan jumlah lebih dari 7000 anggota, telah menjadikan anak sebagai objek eksploitasi mereka.
Menyadari kondisi anak yang rentan terhadap isu-isu online, maka ECPAT Indonesia, ICT Watch, dan SEJIWA berinisiatif untuk melakukan kolaborasi dalam penguatan literasi digital melalui sekolah, lewat program “Smart School Online, yang akan hadir di sekolah-sekolah di 12 kota di Indonesia. “Smart Schools Online” bagi para guru/orangtua ditujukan agar mereka mampu menjadi pendidik digital yang unggul bagi para anak-anak, serta bagi para siswa agar mereka mampu menjadi netizen unggul yang cerdas berinternet. Kita tidak dapat menghindari era digital, namun yang harus kita lakukan adalah mengedukasi para “digital immigrants” (para orangtua/guru) serta para “digital natives” agar mampu menghadapi segala tantangan yang ada. Program ini berlangsung di tahun 2018, dengan dukungan Google dalam pelaksanaan program ini. Slogan dari program Smart School Online ini adalah “Menguatkan Literasi Digital Melalui Sekolah-Sekolah”, karena melalui pintu-pintu sekolah inilah para orangtua, guru, serta para siswa akan mendapatkan materi-materi berharga. Wilayah-wilayah di Indonesia yang akan dihadiri adalah: Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Cirebon, Banyumas, Pontianak, Pare-Pare, Palembang, Kupang, dan Ambon.
ECPAT Indonesia, ICT Watch, dan SEJIWA adalah anggota dari ID-COP (Indonesia Child Online Protection), serta anggota dari Siberkreasi (Gerakan Nasional Literasi Digital). ID-COP merupakan kumpulan organisasi masyarakat yang bekerja untuk Perlindungan Anak Online. Sedangkan Siberkreasi merupakan gerakan nasional yang terdiri dari masyarakat, akademisi, swasta, pemerintah, dan media yang berusaha untuk menanggulangi konten-konten negatif melalui internet serta mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi menyebarkan
konten positif melalui internet.